Tuesday, December 27, 2016

Raga ku diam
Ketika jiwaku mengembara ke ujung bumi
Mencari tempat yang kusebut rumah

Raga ku diam
Ketika ruh ku melayang-layang di bumi
Mencari tempat yang kusebut tubuh

Raga ku diam
Ketika hatiku berkelana di jalanan
Mencari tempat yang kusebut cinta


                                                                                                 26 Desember 2016

Wednesday, September 21, 2016

                                            DELUSI


Apakah ia nyata?
Yang diatas namakan semua keindahan
Yang dibawahi semua Kasih
Malam ini tak ubahnya kegelapan berselimutkan senja
Sang Purnama tampak bersembunyi pada selimut keragu-raguan
Sejenak aku berpikir
Sejenak aku diam
Apakah ia hanya sebuah delusi?
Delusi yang terciptakan atas nama sebuah keegoisanyang menginginkannya
Menginginkan sebuah nafsu yang tak terbatas
Sebuah ikatan menyesakkan yang penuh kemunafikan

Friday, September 16, 2016

MY DIARI
(1)


Cukup sudah dengan semua ini. Aku tak tahu harus berbuat apa lagi.

Aku egois????
Sekarang siapa yang egois??

Di saat aku mulai menemukan kebahagiaanku dengan mudahnya kalian menghancurkannya begitu saja tanpa ada rasa bersalah!!

Pernah gak kalian berpikir apa yang aku rasakan??
Nggak sama sekali!!
Aku sudah rela banyak hal cuma demi kalian!!
Apa yang aku dapet sebagai balasannya?
Kayak gini?
Kalian kira lucu dengan kehidupanku
Pernah gak kalian mikir kalo aku itu ancur se ancur ancurnya!!!

Aku bahkan melampiaskan kemarahan dengan cara yang lain!!
Kalian tau ta??
Enggak!!

Aku juga pengen bahagia!!
Salah ta?!
Kalo salah kenapa harus ada di dunia ini aku??

Capek harus mengalah dan mengalah hari demi hari.
Capek harus nurutin kata-kata kalian. Aku juga punya mimpi sendiri, aku juga pengen bahagia.
Gak perlu banyak, hanya secercah saja!!
Udah itu aja!
Salah??

Bunuh aku aja langsung dari pada seperti ini, kalian membunuhku pelan-pelan. Aku capek.

Thursday, September 15, 2016

JALAN


Ribuan jalan telah kulalui
Meski pada akhirnya hanya kekecewaan yang datang
Aku tak peduli
Sudah tak terhitung luka di telapak kaki ini
Sudah tak terbayangkan berapa banyak darah yang menetes
Air mata kini tak berarti lagi
Tangisan kini tak mampu bersuara lagi
Tak ada canda tawa
Tak ada cinta
Bukan kebencian
Tapi rasa ketidak mampuan untuk terus bertindak
Tembok tembok kini semakin nyata
Kerikil kerikil semakin besar
Terus berjalan meski sakit
Terus melangkah meski tak ada harapan

Saturday, February 23, 2013